Biden vs Trump: Rencana Ekonomi Siapa yang Akan Memenangkan Amerika? menjelang pemilihan presiden tahun 2024, perdebatan mengenai masa depan ekonomi Amerika semakin meningkat. Pertarungan antara Presiden Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump mewakili lebih dari sekedar persaingan antara dua politisi; ini adalah pertarungan antara dua visi ekonomi negara yang berbeda secara fundamental. Itu Rencana ekonomi Biden Trump menguraikan jalur-jalur yang kontras bagi pertumbuhan, kemakmuran, dan posisi global negara tersebut. Masing-masing rencana berupaya untuk mengatasi permasalahan mendesak rakyat Amerika, namun pendekatan solusinya diambil dari sudut pandang yang sangat berbeda.
Memahami Lanskap Ekonomi
Sebelum mempelajari secara spesifik Rencana ekonomi Biden Trumppenting untuk memahami konteks ekonomi yang lebih luas di mana kebijakan-kebijakan ini dirumuskan. Amerika Serikat telah melewati tahun-tahun yang penuh gejolak, ditandai dengan pandemi global, tekanan inflasi, dan ketidakstabilan geopolitik.
Dalam pemilu yang penuh pertaruhan ini, perdebatan ekonomi akan berpusat pada isu-isu penting seperti penciptaan lapangan kerja, kebijakan pajak, layanan kesehatan, infrastruktur, kesenjangan pendapatan, perdagangan, dan kemandirian energi. Memahami Rencana ekonomi Biden Trump akan membantu pemilih membuat pilihan yang tepat mengenai masa depan negara ini.
Visi Ekonomi Biden: Pertumbuhan “Middle-Out”.
Rencana ekonomi Presiden Joe Biden berakar pada keyakinan bahwa kekuatan perekonomian dibangun dari kelas menengah ke luar. Pendekatan “middle-out” ini berupaya menciptakan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dengan berinvestasi pada pekerja di Amerika, memperluas peluang ekonomi, dan mengatasi kesenjangan.
1. Infrastruktur dan Energi Hijau
Salah satu landasan rencana ekonomi Biden adalah investasi di bidang infrastruktur dan energi ramah lingkungan. Melalui inisiatif seperti Undang-Undang Investasi Infrastruktur dan Ketenagakerjaan dan itu Undang-Undang Pengurangan InflasiBiden bertujuan untuk meremajakan infrastruktur Amerika yang runtuh sekaligus memerangi perubahan iklim. Rencana tersebut mengalokasikan miliaran dolar untuk membangun kembali jalan, jembatan, dan sistem angkutan umum, serta mendanai transisi ke sumber energi terbarukan.
Pemerintahan Biden telah menekankan penciptaan lapangan kerja di sektor energi ramah lingkungan, termasuk manufaktur kendaraan bertenaga angin, tenaga surya, dan listrik. Visi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur fisik Amerika namun juga memposisikan negara tersebut sebagai pemimpin global dalam revolusi energi hijau. Tujuannya adalah untuk menciptakan jutaan lapangan kerja baru sambil mengatasi masalah perubahan iklim yang mendesak.
2. Jaring Pengaman Kesehatan dan Sosial
Pemerintahan Biden juga sangat menekankan perluasan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau. Berdasarkan warisan Undang-Undang Perawatan Terjangkau (ACA), Biden berupaya menurunkan biaya perawatan kesehatan, memperluas cakupan asuransi, dan menerapkan reformasi yang mengurangi harga obat resep.
Rencana ekonomi Biden juga mencakup penguatan jaring pengaman sosial, khususnya melalui perluasan kredit pajak anak, cuti keluarga berbayar, dan tunjangan pengangguran. Langkah-langkah ini dirancang untuk memberikan dukungan langsung kepada keluarga pekerja dan mengurangi beban keuangan yang dihadapi banyak orang Amerika.
3. Kebijakan Perpajakan: Perpajakan Progresif
Dalam hal perpajakan, Biden telah mengusulkan kenaikan pajak bagi perusahaan dan orang terkaya Amerika. Pemerintahannya bertujuan untuk menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28% dari tingkat saat ini sebesar 21%, dan untuk memastikan bahwa masyarakat berpenghasilan tinggi membayar bagian yang lebih adil. Kebijakan perpajakan Biden juga berupaya menutup celah dan menindak penghindaran pajak, terutama yang dilakukan oleh perusahaan besar dan kelompok ultra-kaya.
Idenya adalah untuk memastikan bahwa orang-orang terkaya Amerika berkontribusi pada kebaikan bersama, membantu mendanai investasi di bidang kesehatan, pendidikan, dan energi ramah lingkungan.
4. Perlindungan Tenaga Kerja dan Pekerja
Rencana ekonomi Biden juga memberikan fokus yang signifikan pada hak-hak buruh dan perlindungan pekerja. Dia telah mengadvokasi kenaikan upah minimum federal menjadi $15 per jam, memperluas hak serikat pekerja, dan memastikan perlindungan yang lebih besar bagi pekerja gig economy. Dengan memberdayakan pekerja dan memastikan bahwa mereka mempunyai suara di tempat kerja, Biden percaya bahwa perekonomian akan berkembang dengan cara yang menguntungkan semua orang, tidak hanya 1% kelompok teratas.
Dalam pandangannya, kelas menengah yang berkembang adalah fondasi perekonomian yang kuat, dan dengan meningkatkan upah, tunjangan, dan keamanan kerja, negara ini dapat mencapai pertumbuhan yang lebih adil.
Visi Ekonomi Trump: “America First” dan Kebijakan Sisi Pasokan
Sebaliknya, rencana ekonomi Donald Trump berpusat pada prinsip ekonomi sisi penawaran, yang menekankan pemotongan pajak, deregulasi, dan fokus pada merangsang pertumbuhan sektor swasta. Rencananya dibangun atas dasar pemikiran bahwa perekonomian yang makmur akan muncul ketika dunia usaha berkembang, lapangan kerja tercipta, dan pemerintah mengambil langkah mundur.
1. Pemotongan dan Deregulasi Pajak
Salah satu ciri khas rencana ekonomi Trump adalah pemotongan pajak. Selama masa jabatan pertamanya, Trump memberlakukan undang-undang tersebut Pemotongan Pajak dan UU Ketenagakerjaanyang menurunkan tarif pajak perusahaan dari 35% menjadi 21%, dengan tujuan mendorong dunia usaha untuk berinvestasi kembali dalam perekonomian AS. Untuk kampanyenya pada tahun 2024, Trump menjanjikan pemotongan pajak lebih lanjut, termasuk pengurangan tambahan untuk perusahaan dan individu.
Kebijakan ekonomi Trump juga menekankan deregulasi, khususnya di industri seperti energi, layanan kesehatan, dan keuangan. Ia berpendapat bahwa memotong birokrasi dan mengurangi intervensi pemerintah akan memungkinkan dunia usaha tumbuh, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan perekonomian. Pendekatan lepas tangan ini sangat kontras dengan sikap Biden yang lebih intervensionis.
2. Kebijakan Perdagangan: Proteksionisme dan Nasionalisme Ekonomi
Visi ekonomi Trump sangat dipengaruhi oleh proteksionisme dan nasionalisme ekonomi. Ia percaya akan tercapainya kesepakatan perdagangan yang adil bagi Amerika Serikat, seringkali melalui tindakan sepihak. Selama masa kepresidenannya, Trump menarik AS dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) dan menegosiasikan ulang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), yang menghasilkan Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA).
Dia mendukung tarif terhadap negara-negara seperti Tiongkok untuk menyamakan kedudukan bagi produsen Amerika.
3. Kemandirian dan Deregulasi Energi
Kebijakan energi adalah bidang lain di mana rencana ekonomi Trump dan Biden sangat berbeda. Trump mendukung kelanjutan penggunaan bahan bakar fosil, termasuk minyak, batu bara, dan gas alam. Pemerintahannya membatalkan sejumlah peraturan lingkungan demi memaksimalkan produksi energi dalam negeri.
Trump berpendapat bahwa mencapai kemandirian energi sangat penting bagi keamanan nasional dan pertumbuhan ekonomi. Bagi Trump, memperluas pengeboran dan produksi bahan bakar fosil akan menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan Amerika pada sumber energi asing.
4. Jaring Pengaman Kesehatan dan Sosial
Dia secara konsisten menganjurkan pencabutan Undang-Undang Perawatan Terjangkau (ACA) dan menggantinya dengan sistem yang memungkinkan persaingan yang lebih besar di antara perusahaan asuransi dan premi yang lebih rendah. Trump berpendapat bahwa dengan mengurangi intervensi pemerintah, biaya perawatan kesehatan akan turun, dan masyarakat Amerika akan memiliki lebih banyak pilihan terkait rencana asuransi mereka.
Mengenai jaring pengaman sosial, Trump menekankan pengurangan belanja pemerintah dan membatalkan program kesejahteraan. Ia berpendapat bahwa perekonomian yang kuat harus mengurangi kebutuhan akan ketergantungan pada program-program sosial, dan penciptaan lapangan kerja oleh sektor swasta adalah kunci untuk mengurangi kemiskinan.
Kuncinya Rencana Ekonomi Biden Trump Perbedaan
Meskipun kedua rencana tersebut bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, namun Rencana ekonomi Biden Trump menawarkan pendekatan yang berbeda secara mendasar untuk mencapai tujuan ini.
- rencana ekonomi Biden berakar pada keyakinan bahwa intervensi pemerintah, perpajakan progresif, dan investasi pada infrastruktur dan energi ramah lingkungan akan menciptakan perekonomian yang lebih adil. Fokusnya adalah menaikkan upah, memperluas layanan kesehatan, dan memastikan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh seluruh warga Amerika.
- rencana ekonomi Trumpdi sisi lain, memprioritaskan pemotongan pajak, deregulasi, dan kebijakan perdagangan proteksionis. Fokusnya adalah merangsang pertumbuhan sektor swasta, mendorong dunia usaha untuk berkembang, dan mengurangi peran pemerintah dalam perekonomian. Trump percaya bahwa pengurangan pajak dan peraturan akan menghasilkan penciptaan lapangan kerja, upah yang lebih tinggi, dan perekonomian yang lebih kuat.
Pada akhirnya, perdebatan antara Biden dan Trump mengenai kebijakan ekonomi bermuara pada perbedaan filosofi mengenai peran pemerintah dalam perekonomian. Pendekatan Biden menekankan inklusivitas, keberlanjutan, dan keadilan, sedangkan strategi Trump lebih mengutamakan pendekatan lepas tangan yang memprioritaskan pertumbuhan yang didorong oleh pasar.
Rencana Ekonomi Siapa yang Akan Memenangkan Amerika?
Pilihan antara Rencana ekonomi Biden Trump mewakili kesenjangan ideologi yang mendasar. Masing-masing rencana menawarkan solusi berbeda terhadap tantangan perekonomian negara, namun keberhasilan visi tersebut akan bergantung pada bagaimana pemilih Amerika memandang keseimbangan antara intervensi pemerintah dan kapitalisme pasar bebas.
Ketika pemilu semakin dekat, pertanyaannya tetap ada: visi ekonomi manakah yang paling disukai masyarakat Amerika? Akankah para pemilih memilih janji Biden mengenai perekonomian yang lebih adil dan inklusif, atau akankah mereka menerima visi Trump mengenai perekonomian yang didorong oleh perusahaan swasta dan deregulasi? Jawabannya bisa menentukan arah masa depan bangsa di tahun-tahun mendatang.